Sabtu, 25 Desember 2010

Angin RIBUT

Angin Ribut ada dimana-mana. Angin Ribut menggoyakkan pohon-pohon jalanan, angin ribut mengobrak-abrik pikiranku, angin ribut berhembus kencang di rumah dan merusak jaringan komunikasi suara dan pesan singkat dan membuatku terhanyut dalam deras air mata yang tak berhenti-berhenti. Angin ribut membawaku terus berputar.. berputar dan berputar hingga aku pusing, lemas dan tak berdaya. Angin ribut terpaksa membuatku bungkam karena aku tidak ingin angin ribut ini datang lagi atau bahkan jauh lebih besar dan kencang.

Kini aku ingin bersuara. Hatiku meronta-ronta ingin memuntahan isi yang menumpuk. Tapi aku tidak mengijinkan. Aku akan menjaga kebungkamanku.. kamu dan yang lain tidak perlu tau atau akan menambah beban.

Kamu ingin aku tidak seperti ini. Aku sudah berusaha untuk lebih terbuka tapi kamu tidak sepenuhnya menerima keterbukaanku. Jadi.. lebih baik aku DIAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar